Urgensi Pemahaman Generasi Muda Tentang Politik di Tahun Pemilu 2024

Nadia Deby Sukanti, Mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Fekonsos UIN Suska Riau (sumber foto: Nadia)

SIBERONE.COM - Generasi muda sering diperbincangkan dalam lingkungan masyarakat kecil hingga luas. Bagaimana perilaku generasi muda, perannya dalam masyarakat hingga negara. 

Mengapa generasi muda sering dibicarakan??? Yaa… tidak lain dan tidak bukan. Generasi mudah adalah aset negara, estafet penerus bangsa dan kemajuan suatu bangsa ada ditangan para generasi mudanya. 

Maju atau tidak majunya suatu negara terletak dari generasi mudanya.
Hal ini dikarenakan generasi muda menjadi penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara. Sehingga baik dari etika, perilaku, pola berpikir, dan kualitas dirinya harus dibentuk dengan baik yang didapatkan dari keluarga, lingkungan, pendidikan dan pergaulan.
 

Generasi muda dapat disebut dengan istilah pemuda. Dalam perspektif sosiologi-antropologi pemuda dikenal sebagai kelompok yang sedang belajar beradaptasi, bersosialisasi, berintegrasi dengan komunitasnya. Generasi muda dalam proses belajarnya diharapkan bisa menjalankan perannya mampu menghadirkan inovasi melalui ide-ide cemerlang dalam kehidupan bermasyarakat.
 

Belakangan ini perbincangan generasi muda mulai disandingkan dengan politik dan pemilu 2024, Kenapa dan ada apa dengan generasi muda??
Ternyata ada beberapa hal yang menjadi faktor pentingnya generasi muda dalam pemahaman politik di era pemilu 2024
 

Pertama, pesta demokrasi tidak lama lagi akan dilaksanakan. Pesta demokrasi ini menjadi ajang penentu perkembangan dan kemajuan lima tahun ke depan. 

Pesta demokrasi ini dikenal dengan sebutan Pemilihan Umum (Pemilu) baik di eksekutif dan legislatif. Saat ini jumlah pemilih dalam pemilu 2024 berdasarkan kelompok umur menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) dikutip dari katadata.co.id bahwa pemilih dari kalangan generasi milenial 66,8 juta pemilih, generasi X 57,5 juta pemilih, generasi Z 46,8 juta pemilih dan generasi Baby Boomer 28,1 serta Pre-Boomer 3,6 juta pemilih. 

Data ini menunjukkan bahwa generasi muda akan mengisi suara pemilihan mereka di pemilu 2024. Hal inilah yang sedang perbincangan  terkait seberapa jauh pemahaman politik generasi muda miliki. 

Pemahaman politik jika dilihat dari kaca mata berpikir yang luas maka sulit dipahami. Secara sederhana politik merupakan semua aktivitas pemerintahan dan masyarakat demi kesejahteraan bersama yang didalamnya ada pembuatan dan pelaksanaan kebijakan. 

Hal inilah yang harus generasi muda bisa pahami, mereka akan menjadi pemilih di pemilu 2024, sehingga mereka harus mampu menilai pemimpin seperti apa yang mereka, seberapa jauh track recordnya, dan generasi muda bisa terhindar dari money politik di pemilu 2024 nantinya.
 

Kedua, Generasi muda saat ini malas berpolitik atau dikenal dengan apatis. Menurut Kamus Basar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu perilaku acuh tak acuh, tidak peduli dan masa bodoh. Keadaan generasi muda yang apatis menjadi fenomena baru. Hal ini dipicu pada pandemi Covid-19, dimana semua kegiatan atau aktivitas beralih ke dunia maya (medsos), sehingga generasi muda merasa nyaman berinteraksi di medsos dari pada lingkungan sehari-hari. 

Hal ini didukung dari Hasil Survei Plan International Indonesia pada 2023 menyatakan bahwa kelompok muda perempuan mengaku menghadapi tantangan yang sulit saat berpartisipasi dalam politik. 

Di lain sisi anak muda saat ini juga menilai bahwa politik yang ada hanya terfokus pada capres dan cawapres tanpa mencari permasalahan yang mereka hadapi dan politik hari ini tidak relevan dengan apa yang mereka rasakan. 

Kemudian Generasi muda malas dengan dunia politik dikarenakan menilai bahwa suara mereka, aspirasi mereka tidak dinilai. Sehingga generasi muda menilai politik adalah suatu hal yang sia-sia.

 

OLEH : Nadia Deby Sukanti, Mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Fekonsos UIN Suska Riau


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar