Publikasi Hasil Pengukuran Stunting 2022, Persentase Kecamatan Pelangiran Alami Peningkatan

Grafik Prevalensi Stunting Kelurahan Pelangiran Kecamatan Pelangiran Tahun 2021 dan 2022 (sumber foto: Dok. Dinkes Inhil)

SIBERONE.COM - Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) pada tahun 2022 telah mengadakan Rembuk Stunting dengan menetapkan 40 Lokasi Khusus (Lokus) desa untuk intervensi spesifik dan sensitif dalam upaya menurunkan stunting di Kabupaten Inhil.

Dari 40 tersebut diantaranya ada  Kecamatan Pelangiran turut sebagai kecamatan lokus yang terpusat di Kelurahan Pelangiran yang memiliki tanggungjawab dalam pencegahan dan penurunan Stunting di tingkat desa atau kelurahan.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Inhil, Rahmi Indrasuri, sejauh ini upaya percepatan pencegahan stunting mampu menurunkan presentase balita stunting di Kelurahan Pelangiran. 

Namun, tambahnya, perlu adanya peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektor serta komitmen dari semua pemangku kebijakan dan pelaksana program agar dapat lebih kompak lagi dalam menangani stunting di kelurahan.

Berdasarkan data yang dipaparkan Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil yang diterima dari Kelurahan Pelangiran menunjukkan bahwa belum terjadi Peningkatan persentase balita Stunting di Kelurahan Pelangiran di tahun 2021(0.06%) dan 2022 (15,79%).  

"Hal ini menunjukkan kurang adanya konvergensi program/intervensi upaya percepatan pencegahan stunting mampu menurunkan presentase balita stunting di Kelurahan Pelangiran," jelasnya, Selasa (20/12/2022).

Rahmi menyebutkan, berbagai upaya yang telah ditempuh di Kelurahan Pelangiran guna menurunkan angka stunting melalui perbaikan gizi di masa 1.000 Hari pertama Kehidupan (HPK), antara lain dengan semakin gencarnya sosialisasi ASI Ekslusif, pendidikan gizi untuk ibu hamil, pemberian TTD pada remaja putri di sekolah, pemberian TTD untuk ibu hamil, pemberian makanan tambahan ( PMT) pada ibu hamil yang mengalami KEK, IMD, Pemberian makan pada Bayi, dan Anak (PMBA), pemberian susu pada balita gizi kurang, pemberian mikro, pemberian vitamin A pada bayi dan balita, pemberian obat cacing, program Kesehatan  lingkungan, penyediaan sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi.

Namun, upaya-upaya tersebut masih ada faktor determinan yang menjadi kendala dalam perbaikan status gizi (stunting) balita khususnya baduta, adalah akses air bersih, jamban, pemberian ASI Ekslusif dan perilaku merokok, beberapa wilayah mengalami kesulitan dalam akses air bersih dan jamban yang memenuhi standar sanitasi hygienie.

Dengan demikian Pemerintah di Kelurahan Pelangiran sangat mengharapkan dukungan dari berbagai sektor untuk menangani dan mencegah bertambahnya balita stunting di kecamatan Kelurahan Pelangiran melalui konvergensi Pencegahan Stunting yang akan dilaksanakan sebelum musrenbangdes. 

"Pemerintah desa diharap dapat meningkatkan kerjasama dan partisipasi aktif dalam hal ini," imbuhnya.


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar