Kunci Membangun Hubungan yang Sehat dan Harmonis dalam Keluarga

Raisya Nabila, Mahasiswa Program Studi Sarjana Gizi, STIKES Husada Gemilang

SIBERONE.COM - Keluarga adalah sekelompok orang yang terikat dengan hubungan darah, ikatan kelahiran, hubungan khusus, pernikahan atau yang lainnya. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul. 

Di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dihidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. 

Permasalahan yang sering terjadi di dalam keluarga adalah konflik keuangan sebagai  pemicu stres terbesar dalam hubungan apapun. Tertekan karena keuangan bisa menimbulkan stres dan berpengaruh terhadap hubungan dalam keluarga. Hal lain adalah konflik keseimbangan kehidupan kerja, apa lagi untuk ayah dan ibu yang sama-sama bekerja. Hal ini dapat menimbulkan masalah tertentu, keinginan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga namun harus dikalahkan dengan adanya pekerjaan yang menjadi mata pencaharian. 

Selain dua hal tersebut, ada pula komunikasi yang buruk. Membangun komunikasi yang baik dalam keluarga bukanlah hal yang mudah. Tidak semua anggota keluarga seperti pasangan atau anak bisa terbuka terhadap masalah yang sedang dihadapi. Kebanyakan dari mereka takut akan dihakimi ketika menceritakan masalah yang sedang dialami.

Mewujudkan visi ilahi untuk membangun keluarga damai dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: saling bersikap jujur dan terbuka, saling menjalin komunikasi yang baik, saling memberikan perhatian, saling menciptakan suasana menyenangkan, mengutamakan kebersamaan dengan keluarga, bijak dalam menghadapi permasalahan, menerima kelebihan dan kekurangan anggota keluarga. 

Komunikasi yang terbuka dan efektif adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat dan harmonis dalam keluarga. Keluarga perlu berkomunikasi secara terbuka dan jujur, serta mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati.

 

 

Oleh: Raisya Nabila, Mahasiswa Program Studi Sarjana Gizi, STIKES Husada Gemilang 


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar