Cegah Penularan Rabies, Puskesmas se-Kabupaten Inhil Lakukan Imbauan dan Sosialisasi

Imbauan dan sosialisasi pencegahan Rabies di beberapa Puskesmas di Kabupaten Inhil. (Sumber foto: Dok. Dinkes Inhil(

SIBERONE.COM - Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir (Dinkes Inhil) melalui Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat berkoordinasi dengan Puskesmas se-Kabupaten Indragiri Hilir melakukan imbauan kepada Masyarakat tentang informasi mencegah rabies.

Kasus penularan Rabies telah marak terjadi di sebagian daerah di Indonesia, sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui cara mencegah, mengobati serta mengetahui gejala penularan Rabies yang disebabkan akibat gigitan hewan liar.

Hal itulah yang melatarbelakangi Dinkes Inhil bersama Puskesmas se-Kabupaten Inhil menggencarkan sosialisasi dan memberikan informasi terkait rabies.

Kepala Dinkes Inhil, Rahmi Indrasuri SKM MKL mengatakan berbagai dukungan tentang himbauan penyakit Rabies telah dilakukan dengan banyak cara yaitu melalui sosialisasi, koordinasi dan advokasi kepada Lintas Sektor terkait untuk mendapat dukungan dalam melakukan upaya pencegahan gigitan hewan penular Rabies.

"Dan saat ini upaya yang kita lakukan bersama pihak Puskesmas yaitu memberikan penyuluhan tentang Rabies secara masif baik di dalam gedung maupun di luar gedung, memasang Spanduk, Baliho, Poster, Flyer, Leaflet, Sosial Media dan Informasi Keliling," ucap Rahmi.

"Himbauan Penyebarluasan penyakit Rabies telah dilakukan oleh beberapa Puskesmas baik yang ada di Tembilahan dan diluar Tembilahan hingga sampai ke seluruh wilayah Kabupaten Indragiri Hilir," lanjut Rahmi.

Terkait Rabies, Rahmi menjelaskan bahwa rabies merupakan suatu virus mematikan yang menyebar ke manusia dari air liur hewan yang terinfeksi.

"Rabies biasanya menyebar melalui gigitan hewan. Binatang yang paling mungkin menyebarkan rabies antara lain anjing, kelelawar, anjing hutan, rubah, sigung, dan rakun," katanya.

Kemudian Rahmi menerangkan bahwa Penyakit rabies memiliki masa inkubasi atau selang waktu yang berlangsung antara pajanan terhadap patogen hingga gejala-gejala pertama kali muncul, sekitar dua minggu hingga dua tahun.

"Virus rabies yang masuk ke tubuh manusia akan mulai melakukan replikasi di jaringan otot sekitar lokasi gigitan, naik ke otak, berkembang biak, kemudian menjalari seluruh organ tubuh. Meski demikian, tidak semua gigitan anjing mengandung penyakit rabies," jelasnya.

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk selalu mewaspadai penularan penyakit rabies mengacu pada masa inkubasi virus tersebut pada tubuh manusia.

Saat seseorang tergigit anjing, penanganan awal adalah bersikap tenang, mencuci luka dengan air mengalir dengan sabun, detergen, atau antiseptik agar virus terbawa keluar selama 10-15 menit. Setelah itu, segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit.

Adapun gejala yang timbul akibat virus rabies yaitu demam, sakit kepala, kelebihan air liur, kejang otot, kelumpuhan, dan kebingungan mental.

 

Nia Nismaini


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar