Inilah Pesan Rakyat Solo untuk Gibran-Teguh


SIBERONE.COM - Radya Pustaka adalah musim pertama di Indonesia yang bangunannya ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah RI dan Musium Keris yang merupakan musium keris terbesar se-Asia adalah dua tempat yang lokasinya berada di jantung Kota Solo dan merupakan salah satu Icon Kota Solo.

 

Hingga hari ini minat masyarakat Indonesia untuk mengunjungi musium dan mempelajari koleksi musium sebagai bagian dari upaya pemanfaatan sumber daya ideologi (bagian dari jati diri bangsa), sumber daya sejarah kebudayaan, dan sumber daya terbangun masih terbilang rendah, masih sekedar menjadi "tontonan" dan belum banyak dikenali sebagai bagian dari pembelajaran "tuntunan" hidup.

 

Dalam banyak hal, musium, situs bersejarah masih merupakan "cost centre", dimana upaya pembangunan, pemeliharaan, dan pelestariannya belum dapat mendorong pendayagunaan (transformasi) warisan berharga itu sebagai "profit centre" yang menghasilkan berbagai macam produk seni, budaya, penelitian, dan aneka rupa produk ekonomi kreatif yang berorientasi pada peningkatan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat.*

 

Ironis, bahwa musium yang ada menjadi sepi dari pengunjung, dan tekanan pandemi Covid-19 membuat hal tersebut menjadi bertambah buruk, musium bukan lagi merupakan tempat dimana terdapat akumulasi "warisan pusaka" atau heritage, tetapi tersisihkan menjadi sekedar "sampah mulia, as noble garbage" yang kehilangan semua nilai, fungsi, dan peran sebagai salah satu tulang punggung pemajuan kebudayaan nasional.*

 

Dari sisi formal, apa yang terdapat di musium biasanya direspons oleh para ahli arkeologi, antropologi, dan studi-studi ilmu humaniora lainnya, dan keluarannya ada dalam bentuk pengkayaan literatur yang memberikan kita pengertian dan pemahaman yang lebih mendalam tentang apa dan bagaimana budaya, peradaban, masyarakat, dan kehidupan kita hari ini terbentuk, dan seperti apa masa depan itu akan menjadi.

 

Nampaknya respon ini dapat kita perluas untuk menghadirkan karya-karya "inovatif", karya-karya dalam kebaharuan, atau barang kali re-inventing karya-karya maestro masa lampau di era milenial, yang tidak saja dipengaruhi oleh arus budaya lokal, tetapi juga arus budaya regional dan internasional, dengan cara itu semua koleksi musium menjadi terhubung dengan hari ini dan masa depan, inovasi dalam "novelty" memberikan jawaban mendasar atau produktifitas yang bisa kita peroleh dari pemanfaatan sumber daya sejarah dan kebudayaan.

 

Hal ini terjadi dan terkait di dua musium besar di Kota Solo, seperti Musium Radya Pustaka dan Musium Keris.

Dimana kunjungan wisata baik lokal maupun mancanegara selama ini dan sudah berjalan bertahun-tahun sangat rendah atau sepi pengunjung dan terkesan keberadaan dua musium tersebut kurang menarik bagi wisatawan serta masyarakat Solo itu sendiri.

 

Oleh karna itu, maka rakyat Solo berharap kepada Walikota dan Wakil Walikota baru Kota Solo yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Pakosa kedepan untuk melakukan lompatan turut berperan serta dalam rangka meningkatkan kwalitas dua musium tersebut agar menjadi Lebih baik dan modern layak sebagai obyek kunjungan wisata baik lokal maupun mancanegara.

 

Dalam hal ini maka sangat perlu dilakukan perbaikan management pengelolaan, koleksi benda yang ada, penataan lingkungan baik dalam dan luar musium, promosi, kerjasama dengan pihak lain baik dengan lintas SKPD Kota Surakarta, Kepala Daerah dan SKPD lintas daerah di seluruh Indonesia, pengusaha lintas sektor, seniman, budayawan, masyarakat pelaku seni dan budaya, organisasi perhotelan, biro pariwisata dan lain-lain walupun mungkin saat ini sudah dilakukan tapi dengan melihat kondisi musium " mati suri " seperti saat ini menunjukan dan membuktikan bahwa kerjasama yang terjalin dan dilakukan saat ini kurang maksimal serta tidak dikelola dengan baik dan profesional.

 

Hal tersebut diatas perlu dilakukan segera agar dua musium tersebut menjadi lebih menarik, modern dan lebih baik dari saat ini serta menjadi salah satu obyek kunjungan pariwisata unggulan di Kota Solo yang memberikan kontribusi bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Solo di Sektor Pariwisata dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyrakat.

 

Semoga Segera Terealisasi.

Salam Budaya Budaya Luhur Bangsa Indonesia.

Salam Cagar Budaya dan Kearifan Lokal Tetap Lestari Selamanya.

 

Oleh : BRM. Kusumo Putro SH.MH. (Yayasan Forum Budaya Mataram), (Dewan Pemerhati dan Penyelamat Seni Budaya Indonesia).

 

(HS)


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar