Rajab : Antara Utara dan Selatan Indragiri Hilir


 

SINERONE.COM - Ada syi’ar yang menarik di Indragiri Hilir ini, safari rajab. Safari rajab dapat kita maknai dengan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh perorangan, rumah ibadah, lembaga pendidikan atau lembaga pemerintahan untuk memperingati hari besar Islam, yaitu peristiwa isra dan mi’raj nabi Muhammad SAW yang terjadi 14 abad yang lalu. 

 

Kegiatan ini dilaksanakan sebulan penuh, bahkan sampai di awal sya’ban. Ini membuktikan antusiasme masyarakat Indragiri Hilir tak perlu diragukan lagi dalam hal syiar agama Islam. Dan kegiatan ini sifatnya merata dilaksanakan di 20 kecamatan, 236 desa yang jika dirinci lagi maka, setiap desa memiliki sekian jumlah rumah ibadah atau lembaga sekolah. 

 

Setiap rumah ibadah atau lembaga sekolah tersebut pasti mengadakan kegiatan peringatan hari besar Islam tersebut. Lebih detail, Indragiri Hilir sesungguhnya kabupaten dengan budaya heterogen. Dari sisi kebudayaan atau etnis Indragiri Hilir terdiri dari suku bangsa Melayu, Banjar, Bugis, Minang, Jawa, Batak, Cina, dan suku bangsa lainnya. 

 

Suku bangsa asal Melayu secara jumlah belum mayoritas menempati di ibu kota. Sehingga geliat peringatan isra dan mi’raj tidak begitu nampak dalam kegiatannya. Lainnya dengan suku bangsa lain seperti Banjar misalnya. Komunitas paguyuban ini rela mengeluarkan dana banyak untuk menghadirkan para tuan guru mereka dari daerah asalnya, yaitu Kalimantan. 

 

Kehadiran tokoh agama itu mencapai belasan hari dan safari dakwahnya dilaksanakan di setiap masjid, surau baik di dalam kota tembilahan dan di luar kota yang berbasis suku bangsa Banjar. Hal yang menarik di balik kegiatan ini bagi suku banjar adalah, rasa ta’zhim mereka kepada para guru harus diacungi jempol: apresiasi, penghormatan, pengabdian dan pemberian. 

 

Rumitnya di Indragiri Hilir ini, medan dakwahnya lebih dominan adalah transportasi laut. Perjalanannya mulai dari 30 menit hingga 5 jam perjalanan dengan menyisir tepian sungai. 

 

Bisa saja hari ini berangkat, dan kembali ke kota Tembilahan dua hari kemudian. Inilah medan dakwah untuk kegiatan peringatan hari besar Islam di wilayah Indragiri Utara. Dengan kata lain, durasi ceramah para ustadz diperkirakan 1 jam atau 1 jam setengah.

 

Sementara kehadirannya lebih awal dari itu. Belum lagi jika dihubungkan dengan setiap suku bangsa yang menyambut para penceramahnya, ada yang sekedar menghadirkan saja, ada pula yang memang kehadiran penceramah ditunggu dengan antusias yang luar biasa.

 

Oleh: Dr. Junaidi, S.H.I., M. Hum


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar