Statemen Amnesti Internasional Mengada-ada, Komnas HAM : TNI-Polri Justru Harus Diperkuat di Papua


SIBERONE.COM - Direktur Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid mendorong DPR untuk mengevaluasi pendekatan keamanan di Papua. Menurutnya, pendekatan keamanan dengan menambah pasukan TNI tidak tepat untuk mengatasi persoalan di Papua karena hanya akan menambah rasa takut warga terhadap aparat TNI.

"Pemerintah seharusnya paham, penambahan pasukan di Papua hanya membuat warga semakin ketakutan dan memperburuk ketidakpercayaan mereka terhadap Pemerintah," kata Usman dalam keterangan yang diterima awak media Kamis (18/2/2021).

 

Sementara itu dalam Rapim TNI Polri 

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ahmad Taufan Damanik mensinyalir ada pihak pihak yang justru melemahkan kekuatan TNI dan Polri dalam menjaga kedaulatan bangsa Indonesia. Termasuk penarikan personil yang bertugas di Papua.Komnas HAM tidak pernah setuju. "bagaimana mungkin dipulangkan orang ada masalah di sana," ujarnya.

Berikutnya tentang penanganan Papua ada kasus kekerasan yang terjadi. Kami Komnas HAM mengakui kekerasan juga terjadi dilakukan dari OPM bahkan kadang-kadang sangat brutal," kata Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik

 

_"Karena kita negara yang berdaulat tentu kalau ada kelompok tertentu bersenjata apalagi, melakukan tindakan-tindakan melawan hukum mengganggu masyarakat, stabilitas politik, tentu itu kewajiban TNI- Polri untuk melakukan langkah efektif dan terukur. Tentu sesuai dengan standar dengan hak asasi manusia. Karena kami dari Komnas HAM akan menekankan hal itu," tegasnya._

 

Oleh sebab itu, Ahmad menegaskan sebagai salah satu institusi yang melindungi HAM, TNI-Polri harus diperkuat. Karena banyak masyarakat yang mendapatkan serangan, seperti halnya aksi penyerangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

 

"Jadi salah satu pelindung HAM itu TNI Polri, kalau TNI-Polri tidak mengambil peran. Tentu masyarakat kita akan mengalami berbagai tindakan persekusi kekerasan dan lain-lain," kata Ahmad pada Rapim TNI-Polri 2021 yang di tayangkan melalui Chanel YouTube Tribrata Humas Polri, Senin (15/2/2021)

 

Negara dalam hal ini harus hadir menjamin Keamanan Masyarakat yang di teror dan menjadi Korban Beringasnya KKB

 

*KKB semakin Brutal meneror warga sipil*

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separaratis Bersenjata (KSB) semakin hari semakin berani menunjukkan kebrutalannya. Warga sipil menjadi sasaranya

 

KKB kembali melakukan penembakan terhadap masyarakat sipil bernama Ramli di Bilogai, Kabupaten Intan Jaya, Papua

 

Dari Kejadian Tahun Lalu Hingga awal tahun 2021, Sudah banyak Tindakan Melanggar HAM Yang Dilakukan Kelompok Separatis ini.

 

Pembunuhan Pendeta Yeremia Di Intan Jaya (19 September 2020), Penembakan TIM TPGF (9 Oktober 2020),Todong Senjata Dan Paksa Meminta Uang 7 Juta Terhadap Pendeta dan Maskapai Penerbangan SAM (4 November 2020), Pembakaran Pesawat Misionaris (6 Januari 2021), Pembunuhan Terhadap Boni Bagai Warga Intan Jaya (30 Januari 2020),Penembakan Terhadap Tukang Ojek (9 Februari 2021). (HS)


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar