Dinkes Inhil Imbau Masyarakat Jaga Kesehatan dari Polusi Udara

Ilustrasi polusi udara (sumber foto: Herminahospitals.com)

SIBERONE.COM - Kabul asap yang timbul akibat kebakaran hutan dan lahan di sekitar Riau, Sumatera Selatan, Jambi dan Kalimantan terjadi hampir setiap tahun terkadang kondisinya mengkhawatirkan dan merugikan.

Kebakaran hutan sering terjadi akibat cara mempersiapkan lahan pertanian dan hutan tanaman industri (HTI) dilakukan dengan cara pembakaran.

Tentunya hal tersebut berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat akibat kabut asap yang dihasilkan dari pembakaran hutan dan lahan dan menyebabkan polusi udara.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir (Dinkes Inhil) Provinsi Riau, Rahmi Indragiri SKM MKL menjelaskan polusi udara adalah campuran partikel kompleks dan gas yang berasal dari aktifitas manusia dan alam yang mengalami modifikasi secara kimia di atmosfer. Polutan udara yang paling banyak ditemukan yaitu Particulate Matter (PM), Nitrogen Dioksida (NO), Karbonmonoksida (CO), Ozon (O3) dan Sulfur Dioksida (SO2).

Rahmi mengatakan pengaruh polusi udara terhadap Kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai efek pajanan akut (jangka pendek) dan pajanan kronik (jangka panjang)

"Dampak polutan terhadap sistem respirasi memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang, jangka pendek meliputi iritasi dan keluhan pernafasan, asma eksaserbasi dan PPOK eksaserbasi. Sedangkan efek jangan panjang meliputi pneumonia, penurunan fungsi paru, asma, PPOK, kangker paru dan fibrosis paru," jelas Rahmi.

Untuk menghindari dampak-dampak tersebut, Rahmi mengimbau masyarakat untuk menghindari tempat-tempat yang berdampak polusi tinggi, melakukan pembersihan udara di ruangan.

"Lakukan juga gaya hidup sehat, perbanyak tanaman hijau, mengatur sirkulasi udara dengan baik dan yang terpenting menggunakan masker bila berada di lokasi dengan tingkat cemaran udara tinggi," pungkasnya.


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar