Cerita Petani Milenial Pangkas Biaya 90 Persen dan Tingkatkan Kualitas Produksi Berkat Listrik PLN

Dokumentasi (istimewa)

SIBERONE.COM - Terik baskara khatulistiwa tak melunturkan semangat Nur Anissa (26) seorang petani muda, warga Desa Simpang Arja, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (29/6/2022).


Turun dari penggilingan padi, caping anyaman bambu kokoh bertengger di kepalanya, raut wajah riang terpancar saat dirinya tangguh membawa beras hasil penggilingan untuk dikemas menjadi produk siap jual.

Nur Anissa, yang juga sebagai Ketua Kelompok Tani Mayang Maurai makin bersemangat karena proses menggiling gabah menjadi beras lebih cepat dan hemat karena telah menggunakan penggilingan padi listrik dari PLN. 

"Kami berterima kasih pada PLN yang telah mendukung petani muda untuk maju dan berkarya. Dengan penggilingan padi listrik ini benar-benar menekan biaya produksi kami, biasanya untuk menggiling padi di rumah penggilingan kami harus mengeluarkan uang Rp 15.000 per karung namun dengan penggilingan padi listrik kami hanya menghabiskan pulsa listrik 1 kwh atau senilai kurang lebih Rp1.500 untuk menggiling 1 karung padi," ungkap Nur Annissa.

Annisa adalah salah satu petani penerima manfaat program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN yang tergabung dalam Kelompok Tani Mayang Maurai dan telah merasakan dampak nyata dari program _Electrifying Agriculture_ ini.

Pantas Annisa sangat bersyukur. Setelah menggunakan penggilingan padi listrik, dirinya dapat menekan biaya produksi sebesar 90 persen serta menjaga kualitas beras. Penggilingan padi listrik ini menjadi solusi Usaha Mikro Kecil (UMK) sektor pertanian dalam meningkatkan nilai jual hasil pertanian. 

Hasil bumi tak lagi dijual dalam bentuk gabah/padi, namun dijual sudah berupa beras dengan kualitas bagus karena sudah melalui tahapan sortir/kontrol sehingga dapat dijual di pasar domestik bahkan siap jual hingga ke luar pulau.

Tak berhenti di situ, PLN juga memberikan dukungan dan pendampingan UMK hingga naik kelas. Pendampingan ini berupa pelatihan peningkatan produk dan kualitas, sertifikasi halal produk, peningkatan kualitas produk berupa dukungan pembuatan rumah produksi, sekaligus pelatihan pemasaran dan perbaikan _packaging_/kemasan.

_*Perluas Pemasaran Produk*_

Program bantuan tidak hanya menyasar sisi produktivitas saja, tetapi juga dari sisi pemasaran. Hal itu dirasakan oleh Kelompok Tani (Poktan) Harapan Baru Kabupaten Banjar. 

Ketua Poktan Harapan Baru, Suriani (49) menuturkan inovasi menjadi salah satu kunci para petani untuk bersaing di era persaingan digital. Dirinya terbantu dengan fitur _marketplace_ di PLN Mobile yang memudahkan para UMK binaan mempromosikan produknya langsung ke genggaman pelanggan.

"Petani sekarang harus berani berinovasi dan kreatif untuk menjadi petani maju di era digital, adanya fitur _marketplace_ di PLN Mobile membantu kami dalam memasarkan produk, bahkan hingga keluar daerah," ujar Suriani.

Wadah _marketplace_ UMK ini juga menjadi wujud pembinaan dan pengembangan agar naik kelas yang merupakan bagian dari tujuan program TJSL. Selain itu, bagi pelanggan PLN, dengan terintegrasi bersama PLN Mobile, masyarakat bisa langsung berbelanja sambil memenuhi kebutuhan listriknya.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (UIW Kalselteng), Tonny Bellamy menjelaskan bahwa PLN hadir tak hanya untuk menerangi negeri, tapi juga mengambil bagian dari pendorong pertumbuhan ekonomi pasca pandemi dan pembangunan nasional. 

Untuk mewujudkan hal itu, PLN mendukung setiap usaha untuk meningkatkan taraf hidup yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Salah satunya pada sektor pertanian yang menjadi tonggak kedaulatan pangan bangsa melalui Program _Electrifying Agriculture._

"PLN terus mendorong pelaksanaan program _Electrifying Agriculture_ pada sektor pertanian. Dengan program ini kami berharap dapat mendukung peningkatan produktivitas dan penghasilan petani sehingga membawa perubahan ekonomi dan kesejahteraan hidup lebih baik. Program ini hadir untuk menjawab tantangan dan menyelesaikan persoalan petani di lapangan. Petani harus beregenerasi dan berinovasi untuk meningkatkan nilai jual hasil pertanian dan menekan biaya produksi," ujar Tonny.

Didukung listrik PLN, para petani berani beralih ke alsintan atau alat dan mesin pertanian berbasis listrik, dari sebelumnya memakai alsintan berbahan bakar fosil yang kurang efisien dan polutif. 

Program _Electrifying Agriculture_ diharapkan dapat menjadi lompatan besar sektor pertanian Indonesia. Program yang digagas PLN ini terbukti telah membawa sektor pertanian menjadi lebih maju dan modern dengan peningkatan efisiensi biaya produksi hingga 90 persen.

 

Sumber Humas PLN 


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar