Vandalisme Milenial: Menelusuri Masalah Lingkungan Melalui Kampanye Beradab

Nadia Deby Sukanti, S. Sos (Pemerhati Sosial)

SIBERONE.COM - Di masa euforia menjelang penetapan pasangan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) berikut kampanye, bermunculan aksi merusak atribut kampanye yang ada di pinggir jalan. 

Muncul pertanyaan, apakah ini ulah segelintir orang atau suatu insiden vandalisme yang melibatkan remaja? Bagaimana kita mencegah tindakan merusak ini dan membangun sikap beradab di kalangan generasi muda? Jawabannya terletak pada kekuatan kampanye beradab yang efektif, sebuah gebrakan baru yang tidak hanya mengatasi vandalisme, tapi juga menggiatkan nilai-nilai positif dalam masyarakat.

Perilaku remaja masih lekat dengan gejolak emosi, tekanan jiwa dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Perilaku ini kerap kali mengakibatkan tindakan yang menyimpang dari peraturan dan norma sosial di kalangan masyarakat. 

Perilaku seperti ini dapat disebut vandalisme remaja, sebuah perilaku yang dihubungkan dengan rasa frustrasi, pencarian identitas, atau sekedar keinginan untuk mendapatkan perhatian atau resah akan keadaan sosial dan lingkungan.

Remaja yang terlibat kerap kali mencari cara untuk mengekspresikan diri atau mendapatkan perhatian. Namun, tindakan ini sering kali meninggalkan dampak yang merugikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Bolehlah dipandang bahwa perilaku ini membangun stigma yang tidak beradab. Sehingga dibutuhkan satu model positif menjadi beradab. 

Kampanye beradab perlu dilakukan sebagai jembatan untuk mengarahkan perilaku remaja ke arah yang lebih positif. Melalui kampanye yang fokus pada edukasi dan pentingnya kesadaran, menanamkan nilai-nilai yang mendorong penghargaan terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial. Hal ini bukan hanya sebatas edukasi semata, sebab setiap pasangan calon (paslon) yang sedang kampanye pada agenda Pilkada 2024 juga harus mencerminkan perilaku itu. 

Saat ini masih banyak ditemukan tindakan-tindakan kampanye yang merusak lingkungan melalui pemasangan spanduk dan baliho pada pepohonan di pinggiran jalan. Tindakan ini pada dasarnya harus dihentikan, karena tindakan tersebut dapat merusak pepohonan dan membahayakan pengguna jalan apabila pemasangannya tidak sesuai pada tempatnya. Termasuk juga dalam rangka kampanye beradab adalah pengurangan spanduk dan baliho untuk mengurangi sampah berbahan plastik juga harus dilakukan. 

Kampanye ini harus dilakukan secara kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk sekolah, keluarga, dan komunitas. Dalam mengatasi vandalisme pada remaja perlu dilakukan pendekatan yang holistik, tidak hanya mencakup tindakan pencegahan, tapi juga mendukung pelestarian lingkungan dan pembentukan karakter. 

Sudah saatnya kita memodifikasi model kampanye dengan melakukan kerja sama. Yaitu, menggabungkan upaya kampanye beradab dengan perlindungan lingkungan yang lebih bertanggung jawab serta berkelanjutan. 

 

 

Oleh: Nadia Deby Sukanti, S. Sos (Pemerhati Sosial)


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar