Tim Kuasa Hukum PT ABM Adukan SP3 ke Komisi Reformasi Polri
YLF Regional Pekanbaru Siap Bertanding di Tingkat Nasional
Dulu Banyak yang Ragu, Sekarang Sudah Terasa Manfaatnya Program Satu Rumah Satu Sarjana
SIBERONE.COM - Program brilian dari sang visioner Bupati Indragiri Hilir (Inhil) 2003 - 2013, Almarhum Dr. H. Indra Muchlis Adnan, SH., MH., MM., M.Kn yakni "Satu Rumah Satu Sarjana" masih terus terasa hingga sekarang ini.
Indra Muchlis Adnan mencanangkan program tersebut sebagai bentuk untuk membantu masyarakat Indragiri pada umumnya dan Indragiri Hilir secara khususnya yang ingin meneruskan pendidikan tapi terkendala dengan biaya.
Pada tahun 2007 tarik ke bawah kota Tembilahan memang belum memiliki Universitas Islam Indragiri, yang ada baru 3 perguruan tinggi yakni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) dan Politeknik Pertanian.
Oleh Indra, digagaslah wacana pembentukan Universitas yang terdiri dari 5 Fakultas dan 12 Program Studi yang kini disebut Universitas Islam Indragiri (UNISI).
Awal mula dibuka kampus tersebut, langsung banyak diminati oleh masyarakat terutama dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ingin meneruskan pendidikan tapi terkendala dengan jarak tempuh jika ingin ke luar kota, dengan adanya Unisi menjadi solusi buat para pegawai di Inhil.
Seiring terus bertambahnya peminat dari semua kalangan, Unisi kembali membuka 1 fakultas yakni Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) yang terdiri dari 3 Program Studi.
Tampaknya wacana dari Bupati yang berjanggut tersebut berjalan sukses. Boleh dikatakan nol kendala dan tidak ada sama sekali hambatan, ditambah lagi kegiatan organisasi kampus pada masa itu paling aktif dari semua generasi yang ada hingga sekarang. Kegiatannya hampir setara dengan kegiatan pemerintahan daerah, setiap bulannya ada saja aktifitas yang dikerjakan oleh para aktifis Unisi.
Namun setelah Indra Muchlis Adnan tidak lagi menjadi Bupati Inhil, ada sedikit badai Tsunami yang menerpa kampus kebanggaan masyarakat Indragiri ini yakni terjadi demo besar-besaran yang mengakibatkan rating Unisi terjun bebas.
Rating ini juga berdampak pada penerimaan mahasiswa baru Unisi pada tahun berikutnya yang hanya diminati ratusan mahasiswa. Angka ini jauh turun ke bawah di banding tahun sebelumnya yang selalu berada di angkat seribu.
Di sinilah mulai terjadi keraguan terhadap program 1 rumah 1 sarjana yang sudah berjalan sekian tahun, ditambah lagi ada isu menyebutkan bahwa ijazah Unisi tidak bisa digunakan, karena terkait dengan akreditasi.
Mahasiswa yang sedang aktif pun sebagian ada yang goyang sehingga memutuskan untuk istirahat dan ada yang berhenti.
Melihat gelombang tersebut terus mengalir, Indra Muchlis Adnan yang saat itu adalah Pembina Yayasan langsung fokus memikirkan hal ini. Dia berbenah dan mulai menciptakan lembaga untuk mengurus tentang promosi kampus.
Di tengah isu terus berkembang, Unisi mengambil langkah mewisudakan mahasiswa yang sudah menyelesaikan studi.
Dalam satu tahun ada dua kali pelaksanaan wisuda di Unisi buat mahasiswa yang masih solid dan optimis terhadap program tersebut.
Hingga pada akhirnya, para Wisudawan Wisudawati yang sudah memegang ijazah sudah bermunculan menceritakan pengalamannya bisa diterima di tempat kerja berkat adanya Ijazah S1 yang Ia miliki.
Pengakuan dari para alumni tersebut terus berkembang hingga pada akhirnya isu ijazah Unisi tidak bisa digunakan hilang karena fakta di lapangan.
Meski sudah banyak bukti yang dikemukakan, tapi Unisi tetap harus turun ke lapangan memberikan informasi ke sekolah untuk lebih meyakinkan masyarakat bahwa Universitas Islam Indragiri adalah kampus untuk mencetak generasi.
Ditambah lagi sudah banyak alumni yang menjadi ASN, Pengacara, Dosen, Anggota DPRD, Kepala Desa, Pegawai BUMN, Polisi, Guru, Pegawai Kantor Desa, dan lain-lain.
Kini Unisi sudah kembali pada posisi semulanya yakni menjadi kampus kebanggaan masyarakat Indragiri yang sudah mencetak ribuan Sarjana dari berbagai macam prodi.
Bahkan sekarang Unisi sudah membuka Program Pasca Sarjana (Strata Dua) Ilmu Hukum dan Studi Islam.
Program yang dulu sempat diragukan karena ada badai yang menghantam, tapi berkat kegigihan serta kerja keras tim secara perlahan kepercayaan itu datang lagi dan bisa dibuktikan di rumah masyarakat lebih banyak sudah ada satu orang sarjana dari pada sebelum adanya kampus ini di Inhil.
Kesuksesan pencapaian ini tidak begitu lama dinikmati oleh sang visioner. Baru beberapa tahun Unisi mulai bangkit jaya, beliau sudah berangkat terlebih dahulu wafat meninggalkan dunia.
Secara badan Indra Muchlis Adnan sudah wafat di dunia, tapi untuk pemikiran dia tetap hidup hingga sekarang dan masih terus bermanfaat untuk masyarakat banyak.





Berita Lainnya
Rapat DPR dan Menkum HAM, makin malam makin panas
Besok, praperadilan Suryadharma Ali diputus
Menkum HAM Yasonna Laoly yakin tak bakal di-reshuffle Jokowi
Ini selebrasi Zabaleta andai jebol gawang MU
Polda Sulsel klaim kasus korupsi ditangani meningkat
Ketua IWO Inhil Ingatkan Sekolah yang Lakukan Pungli Saat Pengambilan Rapor Siswa
Rapat DPR dan Menkum HAM, makin malam makin panas
Besok, praperadilan Suryadharma Ali diputus
Menkum HAM Yasonna Laoly yakin tak bakal di-reshuffle Jokowi
Ini selebrasi Zabaleta andai jebol gawang MU
Polda Sulsel klaim kasus korupsi ditangani meningkat
Ketua IWO Inhil Ingatkan Sekolah yang Lakukan Pungli Saat Pengambilan Rapor Siswa