Faperta Unwahas Kembangkan Limbah Cangkang Telur Menjadi Produk Bernilai Tinggi


SIBERONE.COM - Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim Semarang (Faperta Unwahas) menyelenggarakan kegiatan pengembangan agroindustri berbasis limbah cangkang telur menjadi berbagai produk kosmetik, pupuk, pakan ternak dan bahan tambahan untuk makanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi di tengah pandemi Covid-19 Kegiatan ini diikuti oleh 13 kelompok dengan total 96 mahasiswa dan dilaksanakan aula Fakultas Pertanian Unwahas, Kamis (30/12/2021).  

Kegiatan ini merupakan serangkaian kegiatan yang di selenggarakan sejak Oktober mulai dengan survey bahan baku berupa limbah cangkang telur yang berasal dari pedagang martabak, penjual jamu dan pengusaha roti yang banyak tersebar di Kota Semarang.  

Sebagian besar limbah cangkang telur belum dimanfaatkan dengan baik, hanya dibuang ditempat sampah atau dihancurkan dan dikumpulkan sebagai pupuk, tetapi belum diolah dan dikemas untuk diperjualbelikan. Ini diharapkan menjadi model untuk meningkatkan produk agroindustri yang bernilai ekonomi tinggi.   

Dosen pengampu mata kuliah, Dewi Hastuti mengatakan kegiatan praktikum bertujuan meningkatkan kompetensi mahasiswa danmengembangkan agroindustri berbasis limbah.

“Pengolahan limbah cangkang telur merupakan satu kegiatan praktikum  mahasiswa Faperta Unwahas yang mengambil mata kuliah Ekonomi Agroindustri yang bertujuan meningkatkan kompetensi mahasiswa khususnya dalam aspek pengetahuan dan ketrampilan mengembangkan Agroindustri berbasis limbah,” ujar Dewi.
 
Ia megatakan cangkang telur mengandung kalsium tinggi yang baik bagi tubuh. Juga mengandung mineral lain termasuk srontium, fluorida, magnesium, selenium hingga protein.  “Sehingga baik untuk kesehatan tubuh, perawatan kecantikan, perawatan tanaman dan untuk bahan tambahan dalam makanan,” lanjutnya.
 
Wakil Rektor IV Unwahas, Dr. Helmy Purwanto mengapresiasi dengan sangat baik praktikum ekonomi agroindustri yang menghasilkan pasta gigi herbal, pupuk tanaman, pakan ternak, kosmetik, dan bahan campuran untuk makanan ringan.
 
“Harapannya dengan kegiatan ini dapat meningkatkan nilai kemanfaatan limbah menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya di saat pandemi covid 19 yang belum berakhir ini,” harapnya.

Pengolahan limbah cangkang telur bukan hal yang baru misalnya untuk kerajinan lukisan dari cangkang telur dan kerajinan seni yang lain. “Tetapi belum banyak diketahui oleh masyarakat jika pengolahan limbah cangkang telur menjadi pupuk yang komersil, pakan ternak, pasta gigi dan makanan seperti rempeyek dari tepung cangkang telur,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Pertanian Lutfi Aris Sasongko menyatakan sangat mengapresiasi para mahasiswa Agribisnis Faperta Unwahas yang telah mengolah limbah cangkang telur. 

“Saya sagat mengapresiasi kegiatan ini dengan menampilkan berbagai bentuk olahan limbah cangkang telur menjadi produk pupuk tanaman dan penstabil pH tanah, masker wajah organik, lulur ature scrub, krim badan, pupuk cair cangkang telur ayam, campuran pakan ternak, pupuk kompos, pasta gigi, Krupuk dan rempeyek kacang cangkang telur,” ungkapnya.  
   
Pelu diketahui, kesuksesan mahasiswa memproduksi berbagai olahan dari limbah cangkang telur ini juga didukung fasilitas di kampus Unwahas, laboratorium Faperta dan laboratorium Farmasi.  Mahasiswa prodi agribisnis dapat melakukan praktikum di laboratorium di Fakultas Farmasi maupun di fakultas lain di Unwahas Semarang.  

Dengan program merdeka belajar kampus merdeka menjadikan mahasiswa dapat belajar di program studi manapun yang ada di Unwahas yang mendukung kompetensi dan kemampuan mahasiswa. Pandemi covid 19 bukan suatu hambatan untuk Faperta Unwahas terus berinovasi, berkreasi , dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian untuk masyarakat.

“Arah kedepannya produk yang telah dihasilkan dari praktikum ini, bisa diproduksi dan dipasarkan secara kontinyu dan menjadi sumber pendapatan bagi mahasiswa dan masyarakat.  Bahkan diharapkan untuk mendapatkan label halal dan pengakuan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI),” harap Dewi Hastuti.

Kegiatan ini dihadiri Dekan Fakultas Pertanian Lutfi Aris Sasongko, Rita Dwi Ratnani sebagai pewakilan assesor halal MUI Jawa Tengah dan Dewi Hastuti serta Istanto dosen pengampu Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim Semarang. (*)


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar