Buka Mata 1000 Pengusaha di Indonesia


SIBERONE.COM - Konsep pemikiran berbeda menjadi ciri khas pengusaha ekspor impor, guru pendidik sekaligus Konsultan, J Ryantony Nata Kesuma atau akrab disapa Ryan.

 
Ketua Forum Coorperate Sosial Responsibility (CSR) Sumsel, J. Ryantony Nata Kesuma mengatakan, saya punya mimpi besar, yakni mengumpulkan 1.000 pengusaha di Indonesia dan pentingnya pemanfaatan dana CSR dihadapan presiden Republik Indonesia, Jokowi.
 
"Saya ingin membuka pikiran para pengusaha bagaimana pentingnya pemanfaatan dana CSR bagi masyarakat langsung dihadapan bapak presiden. Agar sinergisitas langsung terjadi tanpa memutus mata rantai birokrasi pemerintahan dan lembaga terkait," ucapnya saat di wawancarai, Kamis (8/7/2021).
 
Minimnya kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, termasuk penggunaan dana CSR yang selama ini banyak yang tidak tepat sasaran. Bahkan, masih banyak orang yang belum bisa membedakan mana penyaluran dana promosi, dana bantuan dan CSR.
 
" Ketika perusahaan memberikan bantuan kotak sampah saja misalnya, kepada masyarakat. Sebenarnya itu bukan CSR tapi promosi atau bantuan saja. Beda pemahaman inilah yang menjadi dasar banyak pengelolaan dana CSR itu tidak tepat sasaran padahal untung 10 persen laba yang didapat, ujar Ryan, adalah hak mutlak penduduk yang tinggal di area dekat perusahaan tersebut beroperasional," tuturnya.
 
Dalam UU jelas mengatur bahwa warga setempat yang tinggal di dekat perusahaan atau luar perusahaan dalam range itu berhak menikmati laba meski hanya 10 persen
 
" Makanya, kondisi itu yang mendasari pria murah senyum ini maju pada pencalonan Forum CSR tingkat nasional. Dia pun berkeinginan membantu lebih banyak masyarakat hingga menjadikan hidup mereka lebih berkualitas lagi," bebernya.
 
Lanjutnya, Membantu bukan sekedar memberikan modal saja tapi bagaimana mengubah hidup mereka lebih berkualitas lagi. Belum lama ini, Ryan juga melakukan terobosan dengan membangun sarana tambahan di rumah panti sosial dan PGOT.
 
" Disana dia membangun kolam ikan bertujuan agar warga panti memiliki penghasilan sehingga tidak lagi bergantung dengan pemerintah. Artinya bantuan yang diberikan, mampu meningkatkan taraf hidup warga panti sehingga nilai kemanfaatan bisa dimaksimalkan. "Konsep ini yang terus kita kembangkan," Katanya.
 
Lebih lanjut, Ryan menambahkan, baru-baru ini ikut dalam program pemerintah membangun rumah bagi warga Berpenghasilan Rendah (MBR) di beberapa wilayah di Sumsel. Mereka yang berprofesi sebagai ojek, penarik becak dan lainya dibangunkan rumah melalui program subsidi dari pemerintah, dimana pembayaran dilakukan proses cicil. Tak hanya rumah, bagi Ryan, rumah saja tidak cukup, dia juga mengembangkan fasilitas agar penghuni bisa lebih tenang mencari penghasilan.
 
"Kita siapkan sarananya seperti sentra kuliner sehingga harapan kita para bapak bekerja, ibu-ibunya bisa mengelola kuliner, kita bantu pemasarannya ujung-ujungnya bisa menambah penghasilan suami nya. " Jadi bantuan ini kita harapkan bisa meningkatkan taraf hidup mereka, "imbuhnya.
 
Tak cukup bermain di sektor non formal saja, Ryan juga melakukan pengembangan rumah melalui komunitas. Dia secara khusus di gandeng Pemerintah melalui Dinas PU dan Permukiman Sumsel dalam rangka pengembangan rumah subsidi di beberapa wilayah di sumsel. Program ini pun sudah dalam tahap pengerjaan saja dan menunggu proses persetujuan perbankan dari 5000an nasabah dari sektor non formal.
 
" Ryan juga meyepak terjang yang dilakukan agar perusahaan bisa membuka mata bahwa masih banyak warga yang perlu di bantu secara maksimal. Dia juga berpendapat bahwa Pemerintah lebih berperan serta dalam fungsi pengawasan pengelolaan dana CSR yang tepat sasaran," pungkasnya. (*)
 


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar