Gelombang 1 Terpenuhi, SMK Global Cendikia Buka PPDB Gelombang Ke-2
Komitmen Polres Inhil, Wujudkan Wilayah Bebas Korupsi dan Birokrasi Bersih
Tokoh Pemuda Papua Ali Kabiay : Bongkar Kelakuan KKB Rekrut Pelajar Putus Sekolah
SIBERONE.COM - (01/04/2021) Setelah para tetua (OPM) mereka meninggal pada titik ini lah OPM sudah tidak ada karena secara langsung tidak di lanjutkan oleh penerus keluarga mereka.
Menurut Ali kabiay yang ada hanyalah KKB di pegunungan, jumlah KKB sebenarnya tidak terlalu banyak hanya sekitar 50 sampai 100 orang namun simpatisan yang cukup banyak, mereka selalu berusaha untuk merekrut para anak muda untuk bergabung dengan KKB, ada 3 tipe masyarakat Papua yang bisa menjadi subjek perekrutan KKB yaitu: 1.Kelompok yang mempunyai Ideologi tentang Papua yang masih Kuat. 2.Kelompok anak muda yang putus sekolah dan tidak bekerja (pada kelompok inilah yang cukup besar)
3. Pegawai/Karyawan tidak tetap setempat yang bermasalah karena beberapa kegiatan negatif sosial yang mereka lakukan,berjudi, mabuk mabukan yang membuat ekonomi nereka terganggu.
Pada kelompok pemuda yang putus sekolah dan tidak bekerja salah satu yang mempengaruhi adalah cerita dari orang tua mereka yang masih hidup dan propaganda KKB bahwa jika bergabung dengan KKB mereka akan di anggap menjadi penguasa dan apapun yang mereka lakukan bebas dari hukum adat karena dengan aksi keji yang mereka lakukan adat dan masyarakat takut dengan mereka, mereka bisa saja mengambil istri orang untuk berzinah, senaknya mengambil babi orang untuk dimakan, mengambil kebun masyarakat senaknya semuanya bisa dilakukan karena mereka tidak akan di tuntut oleh adat dan hukum masyarakat setempat,berbeda dengan pemuda yang bersekolah, yang bekerja dan menetap di kota mereka sudah mulai berkembang dengan pemikiran yang sudah maju serta mampu menyesuaikan dan menerima kemajuan baik dari pemerintah maupun masyarakat oleh karena itu cara terbaik menyelesaikan persoalan KKB terutama di Intan Jaya adalah menyentuh golongan pemuda untuk di berikan peluang pekerjaan membentuk komunitas komunitas kepemudaan sehingga propaganda dan ajakan mereka sedikit terdegradasi dan seperti apa yang di lakukan pemerintah terhadap kelompok masyarakat Papua di daerah pesisir/pantai.
Para pejabat orang Papua dunung harus belajar dari pengalaman orang Papua pantai dan harus menyadari bahwa politik Papua saat itu adalah rasa sakit hati titipan Belanda yang saat itu kalah dan angkat kaki dari tanah Papua maka pada saat ini lah orang Papua asli merupakan korban turunan dari politik Belanda untuk mengadu domba pemerintah dan masyarakat. (HS)
Berita Lainnya
Diduga Akibat Kompor Gas, 2 Rumah di Tembilahan Terbakar Api
Mengidap Gangguan Jiwa, Seorang Pria Parubaya Bakar Rumah Kos-kosan
Seorang Pengendara Bermotor Ditemukan Tergeletak di Depan Rumah Warga Tanpa Identitas
TNI-Polri Serbu Markas KKB di Olenski Kampung Distrik Gome, 5 KKB Tewas dan Sisanya Tunggang Langgang
Palestina Berduka, Dadan Tri Prihatin
Bencana Alam Tanah Bergerak Melanda Desa Sambungregel Sirampog Brebes, Puluhan Rumah dan Infrastruktur Rusak Parah
SMP Muhammadiyah Dusun Petakur Rohul Terbakar, Api Hanguskan Gedung Kantor
Gudang Air Kemasan dan Oksigen di Pulau Palas Terbakar, Kerugian Capai 6,5 M
Kapal Pengangkut Tujuan Batam-Pekanbaru Terbakar di Batam Tewaskan 1 Orang
Pengemudi Ugal-ugalan Truk Naas Ambruk di Monumen Tugu Duren Pasar Doro Pekalongan
Geger, Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Tersangkut di Pintu Air Salsek Sitanggal Larangan Brebes
Kecelakaan di Pasar Karangan Berakhir Damai