Pengamat: Waspadai Potensi Radikalisme Setelah Kemenangan Taliban


SIBERONE.COM - Kemenangan Taliban tidak akan secara langsung membuat gerakan terorisme di Indonesia menjadi lebih kuat. Namun kemenangan Taliban ini dikhawatirkan menimbulkan euforia dan dapat memicu semangat dan menginspirasi kelompok radikal dan teror di Indonesia untuk mendirikan negara Islam.

Ridwan Habib, Pengamat Terorisme UI mengatakan bahwa, saat ini masyarakat Indonesia telah mencermati dinamika politik di Afganistan termasuk kemenangan Taliban yang cukup mengagetkan karena dapat menguasai seluruh wilayah Afganistan kurang dari 30 hari.

“Kemenangan Taliban ini dikhawatirkan menjadi inspirasi dan menimbulkan kehembiraan bagi kelompok-kelompok di Indonesia yang menginginkan penegakkan syariat secara kaku. Seolah-olah NKRI berdasarkan Pancasila tidak sesuai syariat Islam. Padahan Pancasila dengan sila yang pertama sungguh sebuah konsepsi negara secara Islami,” ujar Ridwan di Jakarta, Selasa (26/10).

Kemenangan Taliban ini jangan sampai menjadi inspirasi kemudian diwujudkan oleh kelompok radikal ekstrim di Indonesia yang menginginkan penegakkan syariat Islam secara kaku karena hal tersebut mengingkari kesepakatan para pendiri Indonesia, NU Muhammadiyah, Persis, serta Ulama-Ulama yang merumuskan Pancasila, artinya Pancasila sudah sangat Islami.

“Kami berharap pertama kepada pemuka agama, Tokoh Islam di Indonesia agar menyejukkan umat dengan memberikan nasihat-nasihat terkait sistem syariat di Indonesia yang sudah berjalan selama ini yang berlandaskan Pancasila. Jangan sampai orang salah mengira yang sesuai syariat Islam harus seperti Taliban. Indonesia sudah sesuai syariat Islam,” ujar Pengamat Teroriame ini.

Kedua, pihaknya berharap kepada aparat keamanan san penegak hukum, untuk lebih waspada dalam melakukan monitoring terhadap kelompok radikal ekstrim yang menyusun rencana untuk menggantikan pancasila dengan dasar yang lain. Apabila sudah melakukan kegiatan yang melanggar hukum agar ditindak secara tegas.

“Untuk generasi muda saat ini, agar memperkaya literatur dengan membaca, mempelajari pemahaman agama secara utuh agar dapat membedakan mana narasi yang benar mana narasi yang glorifikasi atau yang dilebih-lebihkan khususnya terkait isu kemenangan Taliban di Indonesia,” pungkas Ridwan. (*)


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar