LIPI nilai Kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menilai besarnya anggaran pendidikan yang dialokasikan pemerintah, yakni 20 persen APBN, tidak berbanding lurus dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

"Ada survei dari program poor program student assesment untuk anak umur 15 tahun ke bawah baru-baru ini. Hasilnya menunjukkan kemampuan membaca dan matematika kita urutan 64 dari 65 negara dan kita hanya menang dari Chili," ucap Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latief Adam dalam seminar, di Jakarta, Senin (23/12).

Menurutnya, kualitas pendidikan sangat menentukan daya saing Indonesia. Terlebih lagi, dalam waktu yang tidak lama lagi, Indonesia akan menghadapi pasar bebas Asean 2015. "Tantangan ke depan daya saing diukur dari konteks ketenagakerjaan," katanya.

Latief menilai, kualitas tenaga kerja Indonesia masih rendah. Struktur pasar tenaga kerja di Tanah Air masih didominasi oleh pekerja lulusan Sekolah Dasar (SD).

"Kita lebih tinggi lulusan SD. Banyak penduduk kita beban pembangunan dibandingkan dengan perannya sebagai aset. Dalam ekonomi harusnya penduduk itu ada tiga peran penting sebagai produsen, konsumen, pembayar pajak," ucapnya.

Menurutnya, penduduk Indonesia juga kurang mendapatkan asupan protein untuk meningkatkan kecerdasannya.

"Kita hitung pola konsumsi ada temuan yang sangat mengecewakan konsumsi protein, susu, telur terus turun. Stabil hanya daging karena mungkin ada Idul Adha. Yang diperoleh di pasar seperti telur, susu penurunan signifikan. Konsumsi karbohidrat kita malah mengalami peningkatan," tegasnya.


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar