Wisata Pantai Solop Terdapat Juga Hutan Mangrove Lengkapi Objek Wisata


SIBERONE.COM - Pulau semenanjung pantai timur Sumatera tepatnya di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) ini memiliki hutan mangrove berukuran besar-besar berdiameter pohonnya sampai 40 cm.

 

Hutan mangrove yang juga menjadi salah satu objek wisata saat kita berkunjung di Pantai Solop tepatnya desa Pulau Cawan, kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir. 

 

Untuk menuju ke sana, kita akan menghabiskan waktu perjalanan sekitar 8 jam dari Pekanbaru menuju Tembilahan (Ibukota Inhil) dengan jalan darat kemudian dilanjutkan satu setengah jam menuju ke lokasi dengan menggunakan speed boat. 

 

Memasuki kawasan hutan bakau, menawarkan pemandangan yang tak terlupakan. Batang mangrove menjulang tinggi mencakar langit. Terik matahari terbendung oleh rimbunnya pohon bakau tersebut.

 

Uniknya, pohon-pohon bakau disini tumbuh bagai raksasa dengan lingkaran pohon mencapai rata-rata 40 cm. Padahal umumnya, pohon bakau hanya memiliki lingkaran 20 cm. Hutan bakau nan tumbuh secara alami ini menyejukan mata saat memandang.

 

Selain pohon bakau yang menjulang tinggi, akar-akarnyapun tampak menggurita menjadi pemandangan yang asyik. 

 

Ada traking yang tersedia di lokasi, kita bisa mengikuti sejumlah ruas untuk melihat bakau tersebut.

 

Ada juga menara yang dibangun dari batang kayu menjulang tinggi. Menaiki tapak tangga di atas menara itu, menjadi pemandangan yang cukup indah untuk melihat hutan mangrove.

 

 

 

 

 

Tercatat di kawasan hutan mangrove ini terdapat 12 jenis pohon bakau. Jenis-jenis bakau itu adalah Teruntum Merah (Lumnitzera littorea), Perepat (Sonneratia alba), Piyai (Acrostichum aureum) Kedabu (Sonneratia ovata), Nyirah Batu (Xylocarpus moluccensis), Buta-buta (Excocaria agalioca), Langgadai (Bruguiera parviflora), Bakau (Rhizophora apiculata), Nyirah (Xylocarpus granatum), Api-api (Avicennia alba) Ketapang, Teruntum Putih (Lumnitzera lacemosa). 

 

 

Selain hutan mangrove, di kawasan ini juga terdapat spesies burung. Ada burung bangau kambing, blekok, bangau putih, elang bondol. Ada juga ular piton, dan ular kobra.

 

 

Setiap hari libur masyarakat dari Kabupaten Inhil serta sejumlah kampus yang ada di Pekanbaru sering melakukan kunjungan di sana. Rata-rata setiap hari libur pengunjung lokal yang datang antara 100 sampai 300 orang.

 

 

Di Pulau Cawan ini, ada sekitar 200 kepala keluarga (KK) yang hidup di sana. Khusus di sekitar kawasan hutan mangrove, hanya ada sekitar 27 KK. Kesehariannya, masyarakat hidup sebagai nelayan.

 

 

Untuk penerangan, mereka tidak memiliki aliran listrik dari PLN. Pemprov Riau membang tenaga listrik dari surya. Listrik tenaga surya inilah menjadi andalan masyarakat di sana.

 

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, dan Kebudayaan (Disparporabud) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Junaidy S.Sos M.Si mengatakan bahwa destinasi wisata Hutan Mangrove di kawasan Pantai Solop, Pulau Cawan itu merupakan wisata alam yang terbentuk alami dengan pepohonan yang terjaga dengan baik.

 

“Sampai hari ini, kita tetap mengembangkan destinasi wisata alam tersebut, wisatawan dapat menikmati keindahan seresah pantai sekaligus hutan mangrovenya,” sebut Junaidy, belum lama ini.

 

Pada intinya, atas nama pemerintah, dia tetap menjaga alam di Desa Pulau Cawan itu. Yang selalu dapat dinikmati semua kalangan, baik masyarakat daerah Kabupaten Inhil maupun pelancong luar daerah. (Adv)


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar