Mendikbud Lakukan Evaluasi Lanjutan Terhadap POP


SIBERONE.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim melakukan evaluasi lanjutan terhadap Program Organisasi Penggerak (POP). Nadiem pun meminta agar peserta yang lolos seleksi untuk tidak khawatir karena program akan tetap dilaksanakan.

"Kami ingin memastikan bahwa untuk organisasi-organisasi penggerak yang telah lulus seleksi tidak perlu khawatir dengan adanya evaluasi lanjutan ini karena program ini akan terlaksana," kata Nadiem dalam konferensi yang disiarkan di YouTube Kemendikbud RI pada Jumat (24/7/2020).

Nadiem pun mengatakan ada sekitar 4.400 lebih peserta yang melakukan registrasi di program ini, namun hanya sebanyak 158 yang terpilih masuk di POP. Menurutnya, evaluasi lanjutan POP akan memperkuat integritas program dan dapat memperkuat dukungan masyarakat luar.


"Luar biasa, kita mendapat hampir 4.400 lebih yang teregistrasi dalam program ini, tapi hanya sekitar 158 yang terpilih, saya ucapkan selamat bagi yang terpilih dan saya ucapkan bagi yang sudah lolos seleksi jangan khawatir," ujar Nadiem.

"Proses evaluasi ini akan semakin memperkuat integritas dari program ini dan juga memperkuat mandat program ini, memperkuat integritas program ini dan juga memperkuat dukungan masyarakat yang luar biasa pentingnya," sambungnya.

Nadiem menjelaskan POP dibentuk guna mencari bibit-bibit inovasi di dunia pendidikan dari berbagai macam elemen masyarakat.

"Organisasi penggerak ini dilakukan dengan tujuan mencari bibit-bibit inovasi yang sudah dilakukan berbagai organisasi masyarakat di gerakan pendidikan. Kemendikbud menjunjung tinggi asas gotong royong dimana kita membutuhkan bantuan masyarakat untuk menemukan inovasi pedagogi, inovasi gerakan yang belum terpikir di dalam kementerian," jelas Nadiem.

Melalui POP, Nadiem ingin agar ada keterlibatan partisipasi publik dalam membangun pendidikan di Indonesia. "Jadi kami meluncurkan program ini untuk melihat dan mengajak partisipasi publik untuk bisa ikut gotong royong dalam perubahan pendidikan di Indonesia," ujarnya.

Diketahui, Program Organisasi Penggerak (POP) sempat heboh karena organisasi masyarakat (ormas) seperti Muhammadiyah, PBNU, dan PB PGRI menyatakan mundur dari program yang digagas Kemendikbud. Muhammadiyah mundur karena protes soal kriteria terkait lembaga CSR dan mengusulkan agar hasil seleksi ditinjau lagi.

Mendikbud Nadiem Makarim kemudian membuat evaluasi lanjutan dari POP. Nadiem mengatakan evaluasi lanjutan ini dilakukan akibat adanya masukkan dari berbagai pihak.

"Saya kira bahwa penyempurnaan dan evaluasi lanjutan ini dilakukan setelah pemerintah menerima masukan dari berbagai pihak. Kita semua sepakat bahwa program organisasi penggerak merupakan gerakan bersama masyarakat memajukan pendidikan nasional," kata Nadiem dalam telekonferensi yang disiarkan di YouTube Kemendikbud RI pada Jumat (24/7) malam.

Sumber: detik.com


[Ikuti Siberone.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar