BBKSDA Papua Lepasliarkan 76 Ekor Satwa Endemik Papua
SIBERONE.COM - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua melepasliarkan 76 ekor satwa endemik Papua, di hutan adat Isyo, Rhepang Muaif, Kabupaten Jayapura, pada Sabtu (24/07). Satwa-satwa tersebut merupakan hasil translokasi dari BBKSDA Jawa Timur, BKSDA Jawa Tengah, dan BKSDA Sulawesi Utara. Pelepasliaran satwa ini merupakan rangkaian
kegiatan Road to HKAN 2021.
Secara khusus, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno, menyampaikan terima kasih kepada Aleks Waisimon selaku pengelola hutan adat Isyo atas peranannya menjaga keanekaragaman hayati Papua. Dipilihnya hutan adat Isyo sebagai lokasi pelepasliaran satwa oleh BBKSDA Papua, salah satunya, untuk mendukung pengembangan wisata minat khusus bird watching yang telah dirintis oleh Aleks Waisimon beberapa tahun belakangan ini.
“Jadi kita bisa mengambil dua manfaat sekaligus, yaitu menjaga kelestarian satwa endemik Papua, dan mendukung masyarakat setempat untuk memperoleh manfaat ekonomi dari kegiatan ini,” ungkap Wiratno.
Jenis-jenis satwa yang dilepasliarkan terdiri atas 46 ekor kasturi kepala hitam (Lorius lory), 15 ekor kakatua koki (Cacatua galerita), 8 ekor nuri kelam
(Pseudeos fuscata), 2 ekor mambruk victoria (Goura victoria), 3 ekor kasuari gelambir tunggal (Casuarius unappendiculatus), dan 2 ekor pelandu papua
(Dorcopsis hageni). Semua satwa tersebut dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Dalam daftar IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources), nuri kepala hitam, kakatua koki, nuri kelam, dan kasuari gelambir tunggal berstatus Least Concern (LC), artinya telah dievaluasi, dan
termasuk berisiko rendah. Sementara mambruk victoria berstatus Vulnerable (VU), yaitu rentan. Artinya, mambruk victoria dianggap tengah menghadapi
risiko tinggi mengalami kepunahan di alam.
Satwa-satwa tersebut dinyatakan bebas avian influenza berdasarkan hasil uji PCR dan serologis oleh Laboratorium Balai Karantina Kelas I Jayapura.
Semua satwa sudah menjalani proses habituasi di Kandang Transit Satwa BBKSDA Papua dan telah siap dilepasliarkan kembali ke alam.
Kepala Balai Besar KSDA Papua, Edward Sembiring, mengimbau kepada semua pihak, untuk menjaga satwa endemik Papua untuk kelestarian alam. Status konservasi satwa-satwa tersebut di alam, khususnya mambruk victoria, memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
"Hati kita akan tersentuh, bahkan sedih. Kita bayangkan, seandainya spesies manusia yang mengalami resiko rentan, di ambang kepunahan, kita sangat terluka melihat kenyataan itu," ucapnya.
Edward mengungkapkan, satwa juga merupakan makhluk Tuhan, sama-sama mempunyai peran penting di alam. Dia menegaskan kewajiban kita bersama untuk menjaga mereka tetap lestari di alam.
"Mari menjaga satwa endemik Papua sebelum menjadi kenangan," pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
Kasat Lantas Polres Inhil: Pengendara Wajib Gunakan Masker
Kodim 0314/Inhil Bersama Tim Gugus Tugas Covid-19 Bagikan Bantuan Kepada Masyarakat
Polsek Kuindara Laksanakan Himbauan dengan Edukasi Ber Bahasa Banjar
Jateng di Rumah Saja, Belasan Polwan Diterjunkan ke Jalan Bagikan Masker
Bhabinkamtibmas Desa Pasindangan Polsek Gunung Jati Polres Ciko, Monitor Rencana Penyemprotan Disinfektan Warga
Pergunu, Harus Tangkal Paham Radikalisme dan Terorisme di Sekolah
Melalui Komsos, Babinsa Dapat Mengenal Lebih Dekat Lagi Warga Binaannya
Puluhan Nelayan di Kuindra Ikuti Pelatihan Budidaya Kepiting Bakau Tajaan Anggota DPRD Riau Sulaiman MZ
Antisipasi Pohon Tumbang Babinsa Guli Gerakan Warga
Salurkan Sembako ke Warga Kurang Mampu Terdampak Covid-19, Sandi: Amanah Para Donatur
Tim Gabungan Gugus Tugas Covid-19 Inhil Terus Laksanakan Penyemprotan Disinfektan
Swadaya Masyarakat Kelurahan Penggaron Kidul Sewa Eksavator Tinggikan Tanggul Sungai Kali Babon