
Konferensi pers yang digelar Panitia Musywil Lub PPP Riau di Hotel Grand Suka, Selasa (24/6/2025).
SIBERONE.COM – Situasi internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Riau kembali memanas menjelang pelaksanaan Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Musywil Lub) DPW PPP Riau. Salah satu tokoh senior partai, Husaimi Hamidi (HH), yang sebelumnya diketahui mendukung pelaksanaan Musywil sejak tahun 2024, kini secara mengejutkan menolak kegiatan tersebut.
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Panitia Penyelenggara Musywil Lub, Dedi Putra, dalam konferensi pers yang digelar di Hotel Grand Suka, Selasa (24/6/2025). Dedi menyatakan bahwa perubahan sikap HH tersebut menjadi sorotan dan memunculkan tanda tanya besar di kalangan kader dan pengurus partai.
“Sejak awal 2024, Pak HH mendukung penuh rencana pelaksanaan Musywil Lub. Beliau bahkan turut hadir dalam beberapa pertemuan informal yang membahas perlunya penyegaran di tubuh DPW PPP Riau. Tapi sekarang tiba-tiba beliau menolak, tanpa alasan yang jelas. Ini tentu sangat membingungkan,” ujar Dedi.
Menurut Dedi, penolakan HH bukan hanya menjadi hambatan teknis, tetapi juga bisa memicu kegaduhan politik internal menjelang pelaksanaan Musywil. Ia menilai bahwa sebagai tokoh senior yang punya pengaruh besar di Riau, HH seharusnya dapat bersikap konsisten dan mendukung jalannya mekanisme demokrasi partai.
“Pak HH adalah figur penting. Tapi perubahan sikap seperti ini menimbulkan spekulasi. Kami berharap ada klarifikasi resmi dari beliau agar tidak muncul asumsi-asumsi yang justru memperkeruh suasana,” kata Dedi.
Musywil Lub DPW PPP Riau sendiri telah direncanakan jauh hari dengan melibatkan perwakilan dari seluruh DPC (Dewan Pimpinan Cabang) se-Provinsi Riau. Agenda utamanya adalah evaluasi kepengurusan serta pemilihan ketua DPW yang baru, sejalan dengan dinamika politik dan kebutuhan konsolidasi menjelang Pemilu 2029.
Dedi Putra juga menegaskan bahwa pelaksanaan Musywil ini telah melalui mekanisme partai dan memiliki dasar legalitas yang kuat. Panitia, menurutnya, tidak berjalan sendiri melainkan berdasarkan kesepakatan internal yang telah dikomunikasikan sejak lama.
“Kami menyelenggarakan ini bukan karena kepentingan segelintir orang. Ini adalah aspirasi mayoritas pengurus DPC se-Riau yang menginginkan pembaruan dalam kepemimpinan. Kami sudah berkoordinasi dengan struktur DPP dan semua dilakukan sesuai AD/ART partai,” jelas Dedi.
Sejumlah kader di akar rumput juga mulai mempertanyakan sikap HH. Beberapa di antaranya merasa kecewa karena perubahan sikap ini dinilai mencerminkan ketidakkonsistenan dalam menjaga soliditas partai. Sebaliknya, banyak pula yang mendukung langkah panitia untuk tetap melanjutkan agenda Musywil demi penyegaran dan penguatan arah politik DPW PPP Riau.
“Kami ingin PPP Riau lebih maju, lebih terbuka terhadap aspirasi baru. Musywil adalah momentum penting. Kalau ditolak begitu saja, kita seperti mundur,” ujar salah satu pengurus DPC yang enggan disebutkan namanya.
Hingga berita ini diterbitkan, HH belum memberikan tanggapan resmi terhadap pernyataan Dedi Putra. Upaya konfirmasi dari sejumlah media masih belum mendapat respons. Namun, berbagai pihak berharap agar HH segera menyampaikan sikap terbuka guna mencegah potensi perpecahan yang lebih luas di tubuh DPW PPP Riau.
Musywil Lub dijadwalkan berlangsung dalam waktu dekat dan diprediksi akan menjadi momentum penting dalam menentukan arah kebijakan dan kepemimpinan partai menjelang tahun politik