Wisata Religi di Inhil Ramai Dikunjungi Masyarakat, Ada dari Provinsi Tetangga

Sabtu, 07 Mei 2022

 


SIBERONE.COM - Teluk Dalam merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Kuala Indragiri, Indragiri (Kuindra) Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, di Desa ini juga terdapat situs makam bersejarah dimana terdapat makam ulama besar di Indragiri yaitu Syekh Abdurrahman Siddiq Bin Muhammad Afif Al - Banjari.

Keberadaan Makam Syekh Abdurrahman Shiddiq Al-Banjari di Dusun Hidayat, Desa Teluk Dalam ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik dari dalam daerah maupun luar.

Wisata religi ziarah Tuan Guru Sapat semakin meningkat tajam pada saat hari-hari libur dan hari besar seperti lebaran  idul Fitri 1443 Hijriyah/tahun 2022 ini.

Berbeda dengan 2 tahun belakangan ini, lebaran tahun 2022 pengunjung wisata religi ini meningkat pesat seperti yang diungkapkan Kepala Desa Teluk Dalam Kecamatan Kuindra Mhd. Irham, SE,.

"Kepadatan pengunjung Alhamdulillah meningkat dari pada tahun sebelumnya, mungkin karena sudah meredanya pandemi Covid-19 ini," ucap Kades Teluk Dalam saat dikonfirmasi tim media Siberone.com, Jumat, (6/5/2022).

Seterusnya Irham menyebutkan bahwa selama lebaran ini jumlah pengunjung bisa mecapai 2000 orang per harinya.

"Pengunjung perharinya selama lebaran diperkirakan berkisar 1500-2000 sehari, dengan asal pengunjung dari dalam daerah dan luar daerah mulai dari Kuala Tungkal Provinsi Jambi dan Kepri," jelas Irham.

Nama Syaikh Abdurrahman Sidiq. Ulama asal yang dikenal dengan gelar Tuan Guru Sapat itu dianggap sangat berpengaruh dalam menyebarkan ilmu agama dan pendidikan di Provinsi Bangka Belitung (Babel).

Tuan Guru Sapat sudah menetap di Sapat, Kecamatan Kuindra, Inhil sejak sekitar tahun 1890 an hingga wafat.

Tuan Guru Sapat juga merupakan Mufti kerajaan Indragiri atau ahli agama yang ditugaskan kerajaan untuk memenuhi kebutuhan umat Islam khususnya dalam hal perkawinan, mawaris pengadilan dan perceraian yang ditunjuk langsung oleh Sultan Indragiri.

Jika ingin berkunjung ke wisata religi ini bisa menggunakan jalur laut dan darat. Melalui jalur laut menggunakan speed boat dari kota Tembilahan menuju desa Teluk Dalam memakan waktu sekitar 30 menit dengan biaya Rp. 30.000 / 35.000, sementara untuk jalur darat menggunakan sepeda motor dari kota Tembilahan menuju ke penyebrangan terusan mas memakan waktu sekitar satu atau satu setengah jam dengan biaya berkisar Rp 50.000 (uang minyak dan biaya penyebrangan kendaraan), ini biaya pergi ya dan untuk biaya kembali (pulang, red) tinggal disamakan saja dengan biaya pergi.


Wartawan : Ema